Kamis, 05 September 2013

Ketika Payung Tidak Bisa Lagi Memayungi

To the point saja, guys. tulisan ini saya buat karena kekecewaan saya pada sebuah salah satu instansi pendidikan tempat saya menimba ilmu. untuk lebih memudahkan dalam penyebutan, saya analogikan instansi itu dengan sebutan "payung".
apa fungsi payung dalam arti sesungguhnya? alat untuk melindungi dari hujan ataupun terpaan sinar matahari. kembali ke topik awal. saat awal saya masuk kedalam payung itu, saya merasa ada beberapa hal yang mengganjal di hati saya. banyak ketidak jelasan peraturan. hak dan kewajiban sebagai orang yang menggunakan jasa payung itu tak pernah di tulis secara gamblang di dinding-dinding gedung. jadi jelas saja jika terjadi sebuah masalah, pasti kita sebagai pelajar akan selalu kalah dalam perdebatan dengan pihak manajemen. mereka mengeluarkan dalil peraturan ini dan itu, sedangkan kita tidak bisa membantah karena kita tidak tahu seperti apa wujud dari peraturan itu.
sebuah contoh yang mungkin bisa di petik hikmahnya adalah, salah seorang teman saya yang sama-sama menggunakan jasa payung itu untuk belajar mengalami sakit. dia terkena sinusitis akut dan mesti operasi. sedangkan dia sekarang sedang magang di sebuah perusahaan yang bekerjasama dengan payung kami. kebetulan dia ditempatkan di sebuah daerah yang tergolong terpencil. oleh perusahaan itu dia ditempatkan di workshop tambang. yang sudah pasti berdebu. dan kemarin teman saya itu datang ke payung untuk meminta pindah magang di kota saja. untuk lebih meringankan sakitnya. dan anda tahu apa yang oknum manajemen katakan padanya?
"mana hasil rontgennya?" tanya oknum itu.
"nanti siang saya bawa pak, sekarang masih proses." jelas teman saya.
"nanti saya coba untuk komunikasikan dengan perusahaan itu untuk kamu dipindah divisi yang lebih enak." lanjut oknum itu.
What the... ini menurut saya gila. seorang sinus akut, yang harus di operasi, tetap dipaksa untuk berada di lokasi yang tidak cocok untuk kebaikan sinus itu. lagi pula, untuk apa hasil rontgen itu? apakah dia mengerti mana bagian tubuh yang abnormal? lalu oknum itu bercerita lagi. entah rekayasa atau benar-benar terjadi.
"waktu itu kakak angkatan kalian ada yang kena ayan, tapi tetap ke lokasi. karena dia tau kapan kira-kira dia mau kambuh. terus saya komunikasikan dengan perusahaannya untuk menjaga dia. teman-teman grupnya juga." kata oknum itu.
ini juga jauh lebih gila. membiarkan orang yang ayan untuk tetap magang di tempat yang jauh dari rumahnya. walaupun itu mungkin kemauaan sang kakak kelas, tapi, seyogyanya payung tidak mengizinkan berangkat dong. sebuah keputusan yang absurd sekali menurut saya. lagipula saya ragu akan kebenaran cerita itu. orang tua mana yang rela anaknya yang sakit ayan, yang bisa kambuh sewaktu-waktu tetap mengizinkan anaknya ke tempat jauh. apa lagi ini cuma sekedar magang.
sebenarnya saya kecewa sekali dengan sikap oknum itu. meremehkan nyawa seseorang. dan jika terjadi sesuatu pada mahasiswa itupun oknum itu tidak mau peduli. saya tidak peduli berapa tahun oknum itu memberangkatkan siswa magang. ngakunya berpengalaman dan lain sebagainya. tapi dia juga kehilangan sisi humanismenya. hanya yang dipikirkan adalah kerjasama yang dia takutkan akan tercoreng karena ada siswa yang pindah-pindah seperti itu. menurut saya, jika memang peraturan itu ada, paling tidak bisa didiskusikan secara kekeluargaan dengan pihak keluarga siswa dan pihak perusahaan yang kerjasama. dan tidak mungkin perusahaan akan menahan siswa yang sakit untuk tetap magang di tempatnya. karena itu juga merugikan perusahaan itu jika terjadi sesuatu dengan siswa magang itu.
inilah sebuah ironi sebagai pengguna jasa payung. kita membutuhkannya disaat hujan deras, disaat terik matahari, namun payung itu berlubang-lubang sehingga tidak bisa melindungi si pengguna jasa payung tersebut.
tulisan ini saya buat bukan untuk mendiskreditkan tempat saya menimba ilmu, tapi sebagai bahan renungan para pembaca bagi yang sempat membaca tulisan ini dan kebetulan anda ada yang bekerja di instansi pendidikan, untuk lebih memerhatikan orang yang menggunakan jasa instansi anda. mereka mungkin hanya kecil dan hanya siswa atau mahasiswa, tapi mereka tetap manusia yang harus di hargai nyawanya melebihi menghargai kerjasama instansi anda dengan perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar