Senin, 24 Maret 2014

Uang

Gilaa...
Duit a.k.a uang a.k.a money selalu jadi biang. mau itu biang kesenangan ataupun biang kesedihan. berapa banyak OKB di Indonesia yang akhirnya bisa menikmati hal yang dulunya mereka sulit rasakan. misalnya punya kendaraan baru, rumah baru, tanah baru, istri baru (upps..), yang terakhir hanyalah candaan. no offense
Balik lagi ke urusan duit atau uang. aku penulis pernah dengar pepatah yang berbunyi (gimana ya, tulisan kok ada bunyinya?) "uang bukanlah segalanya, tapi semuanya butuh uang." Sebuah pepatah yang dulu sempat populer (kapan ya?). Tapi coba deh dipikir sejenak secara ringan, memang benar sih isi pepatah itu. Sekarang apa yang gratis? Cuma nafas doang yang gratis. Poop sama pipis aja bayar. Dan mereka para "pengusaha" toilet umum gak punya istilahnya HET (harga eceran tertinggi), jadi bisa bervariatif harga toilet di tiap tempat. Tergantung dari seberapa ramainya.
Uang iu pun juga bisa membawa pada kesedihan. Berapa banyak kasus yang terjadi sperti anak yang membunuh ayahnya, ayah yang membunuh anaknya dengan sengaja tapi di setting seperti tidak sengaja hanya untuk bisa mengklaim asuransi. Uang memang sebuah benda yang berfungsi sebagai alat tukar dan memiliki kemilau, padahal kebanyakan uang dibuat gak ada glitternya (apa sih Lim?).

Ahh, sudahlah. Itulah pandangan penulis tentang uang. Mungkin masih banyak pandangan-pandangan yang berbeda dengan penulis tentang apa itu uang dan memaknainya. Uang seperti pisau, yang mana jika berada ditangan seorang koki maka akan menjadi alat yang bermanfaat untuk memotong bahan makanan dan mengolahnya menjadi masakan bermanfaat. Begitu pula jika pisau berada pada tangan pembunuh, maka hanya darah, darah dan darah manusia sajalah yang ada dan selalu menebar kesedihan dan kedukaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar